Tetesan Harapan
Pagi yang akan selalu berujung senja
Seperti pertemuan kita yang juga akan berakhir dengan kata perpisahan
Aku pernah bermimpi tentang sebuah angan
Dapatkah larungan cinta kita dapat bertemu di dermaga yang sama?
Meskipun diriku telah tahu jawabnya
Mengapa api-api itu tetap menyala?
Mengapa hati kecilku masih berharap?
Dirimu dapat melihatku namun tidak denganku
Bukit tanah yang masih berwarna merah
Melukiskan deretan kenangan yang terpendam
Harum semerbak wewangian
Namun tetap saja hati ini tak lagi tenang
Ku coba merangkai kata
Sebagai obat penawar luka
Saat rintik kenari mulai datang menyapa
Membuatku tersenyum merana
Ingin ku menari diantara mereka
Melepaskan rasa sesak didada
Seakan haus oleh dahaga kerinduan
Pergilah wahai gundah
Mengalirlah menjauh dariku
Seperti engkau meninggalkan awan tanpa memberi kabar
Lingkaran kehidupan yang selalu berputar
Seperti jarum jam tiada lelah mengingatkan
Melodi hujan tak kunjung reda dalam nyanyian
Dibalik kaca tak berdinding ku menantikan hadirmu
Setiap bayang menjadi harapan
Namun hampa yang terasa dalam batinku
Teringat saat kita tertawa bersama bintang-bintang
Menghabiskan sisa waktu yang tak tau akhirnya
Secerca air mata membasahi pipi
Apakah dirimu telah melupakanku?
Disini kita akan bertemu bukan?
Di atas sini...
Melihat langit luas bertabur bintang
Namun mengapa kau tak kunjung datang?
Pikiranku pergi menerjang hujan
Mencari-cari jawaban atas kegelisahan
Hingga aku lelah dan pasrah
Mataku terpejam sejenak
Diriku mulai tersenyum
Terdengar langkah yang kian pasti di balik gumpalan awan hitam
Hatiku mulai berdebar
Mataku mulai berbinar
Tubuhku mulai gemetar
Cahaya kian terpancar
Itukah dirimu yang ku nantikan?
Itukah dirimu yang ku rindukan?
Aku berlari mendekat
Namun mengapa bayang itu semakin pudar?
Hancur oleh terpaan angin
Aku terjatuh....
Kakiku terluka
Darah segar mulai mengalir perlahan
Rasa perih ku hiraukan
Tak ingin lagi kehilanganmu
Aku kembali berdiri tetap berjalan walau tertatih
Tiba-tiba kilat menyambar menggelegar
Membuatku tersadar dari lamunan
Ternyata imajinasilah pengarang mu
Tenanglah dalam singgasanamu
Aku yakin tak lama lagi kita akan bertemu
Tunggulah diriku dengan sabar
Pagi yang sesungguhnya terang, kini menjadi gelap
Setiap mata yang awalnya bersinar kini telah redup
Tinggalah gelap berteman sunyi tanpa harapan
Langit tinggi telah menjadi saksi
Dan kupu berlalu bersama bayanngmu
Membawaku dalam perangkap indah kenangan itu
Untuk apa hidup dalam kematian
Kepalsuan lara dalam senyum
Lagu itu yang selalu berbisik kepadaku
Sehingga tak ku sadar diriku telah hanyut olehnya
#allaboutthewordnraws
Seperti pertemuan kita yang juga akan berakhir dengan kata perpisahan
Aku pernah bermimpi tentang sebuah angan
Dapatkah larungan cinta kita dapat bertemu di dermaga yang sama?
Meskipun diriku telah tahu jawabnya
Mengapa api-api itu tetap menyala?
Mengapa hati kecilku masih berharap?
Dirimu dapat melihatku namun tidak denganku
Bukit tanah yang masih berwarna merah
Melukiskan deretan kenangan yang terpendam
Harum semerbak wewangian
Namun tetap saja hati ini tak lagi tenang
Ku coba merangkai kata
Sebagai obat penawar luka
Saat rintik kenari mulai datang menyapa
Membuatku tersenyum merana
Ingin ku menari diantara mereka
Melepaskan rasa sesak didada
Seakan haus oleh dahaga kerinduan
Pergilah wahai gundah
Mengalirlah menjauh dariku
Seperti engkau meninggalkan awan tanpa memberi kabar
Lingkaran kehidupan yang selalu berputar
Seperti jarum jam tiada lelah mengingatkan
Melodi hujan tak kunjung reda dalam nyanyian
Dibalik kaca tak berdinding ku menantikan hadirmu
Setiap bayang menjadi harapan
Namun hampa yang terasa dalam batinku
Teringat saat kita tertawa bersama bintang-bintang
Menghabiskan sisa waktu yang tak tau akhirnya
Secerca air mata membasahi pipi
Apakah dirimu telah melupakanku?
Disini kita akan bertemu bukan?
Di atas sini...
Melihat langit luas bertabur bintang
Namun mengapa kau tak kunjung datang?
Pikiranku pergi menerjang hujan
Mencari-cari jawaban atas kegelisahan
Hingga aku lelah dan pasrah
Mataku terpejam sejenak
Diriku mulai tersenyum
Terdengar langkah yang kian pasti di balik gumpalan awan hitam
Hatiku mulai berdebar
Mataku mulai berbinar
Tubuhku mulai gemetar
Cahaya kian terpancar
Itukah dirimu yang ku nantikan?
Itukah dirimu yang ku rindukan?
Aku berlari mendekat
Namun mengapa bayang itu semakin pudar?
Hancur oleh terpaan angin
Aku terjatuh....
Kakiku terluka
Darah segar mulai mengalir perlahan
Rasa perih ku hiraukan
Tak ingin lagi kehilanganmu
Aku kembali berdiri tetap berjalan walau tertatih
Tiba-tiba kilat menyambar menggelegar
Membuatku tersadar dari lamunan
Ternyata imajinasilah pengarang mu
Tenanglah dalam singgasanamu
Aku yakin tak lama lagi kita akan bertemu
Tunggulah diriku dengan sabar
Pagi yang sesungguhnya terang, kini menjadi gelap
Setiap mata yang awalnya bersinar kini telah redup
Tinggalah gelap berteman sunyi tanpa harapan
Langit tinggi telah menjadi saksi
Dan kupu berlalu bersama bayanngmu
Membawaku dalam perangkap indah kenangan itu
Untuk apa hidup dalam kematian
Kepalsuan lara dalam senyum
Lagu itu yang selalu berbisik kepadaku
Sehingga tak ku sadar diriku telah hanyut olehnya
#allaboutthewordnraws
Komentar
Posting Komentar