Peramu Rindu
Hari berlalu dengan lihainya. Tak terasa tiga tahun telah berlalu. Batu yang dulunya kekar, kini mulai rapuh. Panas dan hujan silih berganti menemani. Bukan karena aku tak mau datang untuk bertemu, hanya saja aku tak ingin lagi untuk melukaimu. Jarak yang ku bentangkan adalah sebuah hadiah yang ku berikan untukmu. Untuk sahabat yang tak pernah lelah mendampingi keluh kesahku.
Kini pelangi telah hadir kembali, membaliknya menjadi senyuman nan indah untuk di sapa. Perantauan ini sungguh membuatku jauh darimu. Dari kejauhan aku selalu merindukanmu, menyebut namamu disetiap akhir sujudku. Aku memang tak pernah menyampaikannya padamu, aku diam karena bagiku inilah cara terindah yang bisa ku lakukan.
Dari seberang pulau aku menerawang kebersamaan kita dulu. Berlari mengejar waktu, membuka gerbang diam-diam untuk masuk ke dalan kelas, menikmati riuhnya kantin yang penuh gelak tawa khas remaja, hingga kebahagiaan dipenghujung perpisahan. Aku bahagia pernah mengenalmu, menjadikanmu sebagai kepingan yang berhasil menyusun miniatur hidupku.
Tak ku sangka jika kamu masih tinggal ditempat yang sama dan menjadi asa yang tak pernah padam untuk menantikan kepulanganku dari tanah perantauan.
Sekarang rindu itu telah pupus, pertemuan ini telah menghapuskan rasa takut atas kehilangan yang selama ini membayangi diri. Kebersamaan yang telah hilang memang tak bisa untuk kembali. Namun masih mampu untuk mengukir kebersamaan yang akan datang bersama-sama.
Skenario Tuhan memang tidak pernah salah dalam mengalurkan langkah kaki ini, yang pernah jauh bahkan yang hampir hilang akan kembali, jika memang takdir telah berkata seperti itu. Percayalah rencana Tuhan adalah yang terbaik. Terbaik bagi mereka yang sabar dalam berjuang menggapai impiannya.
Minggu, 01 April 2018
Kini pelangi telah hadir kembali, membaliknya menjadi senyuman nan indah untuk di sapa. Perantauan ini sungguh membuatku jauh darimu. Dari kejauhan aku selalu merindukanmu, menyebut namamu disetiap akhir sujudku. Aku memang tak pernah menyampaikannya padamu, aku diam karena bagiku inilah cara terindah yang bisa ku lakukan.
Dari seberang pulau aku menerawang kebersamaan kita dulu. Berlari mengejar waktu, membuka gerbang diam-diam untuk masuk ke dalan kelas, menikmati riuhnya kantin yang penuh gelak tawa khas remaja, hingga kebahagiaan dipenghujung perpisahan. Aku bahagia pernah mengenalmu, menjadikanmu sebagai kepingan yang berhasil menyusun miniatur hidupku.
Tak ku sangka jika kamu masih tinggal ditempat yang sama dan menjadi asa yang tak pernah padam untuk menantikan kepulanganku dari tanah perantauan.
Sekarang rindu itu telah pupus, pertemuan ini telah menghapuskan rasa takut atas kehilangan yang selama ini membayangi diri. Kebersamaan yang telah hilang memang tak bisa untuk kembali. Namun masih mampu untuk mengukir kebersamaan yang akan datang bersama-sama.
Skenario Tuhan memang tidak pernah salah dalam mengalurkan langkah kaki ini, yang pernah jauh bahkan yang hampir hilang akan kembali, jika memang takdir telah berkata seperti itu. Percayalah rencana Tuhan adalah yang terbaik. Terbaik bagi mereka yang sabar dalam berjuang menggapai impiannya.
Minggu, 01 April 2018
Komentar
Posting Komentar